Jumat, 16 Maret 2012

Sudahkah Anak-Anak Siap Memandikan dan Mengkafani Kita Kelak?


 
JIKA Anda seorang ayah, dan mengenal Islam, dan pernah mendengar ayat ini, maka Anda perlu takjub dengan diri Anda.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqon:74)
Coba perhatikan makna ayat di atas sekali lagi. Ayat di atas adalah berbicara tentang seorang lelaki atau suami yang mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah mengharapkan agar istri dan anak-anaknya selamat di dunia dan akhirat. Kenapa bukan seorang wanita atau anak-anak? Itulah hebatnya seorang lelaki. Perjuangan hidupnya Allah torehkan dalam kitab yang mulia, Al-Quran. Ia menjadi pemimpin bagi keluarganya. Ia tidak boleh direndahkan oleh dirinya sendiri atau oleh orang lain, karena Allah telah memuliakannya. Ia tidak boleh di belakang wanita sebagai makmum. Ia tetap menjadi pemimpin walaupun berada di kerumunan sepuluh, seratus, atau seribu wanita sekali pun. Bahkan seandainya ada satu milyar wanita, dan ia laki-laki seorang diri. Ia tetap menjadi imam di depan para wanita. Suatu aturan fiqih yang memang benar-benar luar biasa!
Sekali lagi, kalau anda seorang ayah atau laki-laki, maka bersyukurlah.
Tahukah Anda, bahwa doa kita tidak hanya untuk kebahagiaan di dunia ini? Kita berdoa kepada Allah sebenarnya meminta agar kelak di akhirat dimuliakan oleh-Nya.
Bagi orangtua, menjadi Muslim yang baik mungkin tidak sulit, karena sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah. Walaupun kita terkadang malas untuk mengikuti yang benar, tapi sebenarnya kita tahu bahwa itu adalah yang benar. Bagaimana dengan anak-anak kita?
Jasad Kita, Keturunan Kita
Tidaklah perlu berbicara masalah akhirat. Mari kita berbicara masalah yang benar-benar riil. Yaitu kematian. Setiap orang akan mati.
Pertanyaannya adalah, sudahkah anak-anak Anda siap memandikan dan mengkafani Anda kelak? Siapa nanti yang menurunkan badan Anda ke liang kubur? Pak Modin? Pak Lurah ? Atau pak Carik? Atau seorang polisi dengan pistol di pinggang?
Lihatlah nuansa yang ada di keluarga sendiri, insyaAllah kita akan tahu seperti apa kelak anak-anak kita meilhat jasad kita? Ia akan ngeri karena terlalu banyak melihat film hantu dan zombie atau ia akan mencium dan mengelusnya penuh kasih sayang?
Kita semua sering berdoa meminta Allah agar dikaruniai anak-anak yang sholeh. Di antaranya ada do’a yang berasal dari para Nabi Ibrahim ‘alaihi salaam.
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Robbi hablii minash shoolihiin,” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100). Ini juga termasuk do’a yang bisa dipanjatkan untuk meminta keturunan, terutama keturunan yang sholeh.
Atau doa Nabi Dzakariya ‘alaihis salaam,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38).
Al Qurtubhi rahimahullah berkata, “Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.” Perkataan semacam ini juga dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10/333)
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendo’akan anak Ummu Sulaim, yaitu Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma dengan do’a, “Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480).
Dari Abu Hurairah (ra), berkata: “Telah bersabda Rasulullah SAW: Apabila wafat seorang hamba (manusia) maka terputuslah segala amalannya kecuali 3 perkara: shodaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang salih yg mendoakannya.” (HR Muslim)
Kenapa doa anak yang sholeh mudah di dengar oleh Allah? Karena ketika ia memandikannya, benar-benar ia “elus” kulit dan wajahnya dengan rasa kasih sayang. Ia menangis mengenang kebaikan-kebaikannya.
Kenapa doa anak yang sholeh mudah dikabulkan oleh Allah? Karena ketika ia menjadi imam shalat jenazah di depan jasad ibunya, ia akan bersungguh-sungguh berdoa dengan melinangkan air matanya. Mengenang kebaikan dan keluhuran orangtuanya. Ia akan sangat dan sangat berharap agar Allah benar-benar memuliakan dan menempatkannya di sisi ke Maha Kemulian-Nya.
Ketika ia menurunkan jasad ayah atau ibunya, ia akan menurunkan dengan penuh perasaan dan pelan. Ia pelankan gerakan tangannya, seolah agar tanah yang keras dan bola tanah itu tidak menyakiti jasad yang sudah terbujur. Ia akan pastikan bahwa orangtuanya benar-benar akan mendapatkan posisi tidur yang sangat nyaman.
Sekali lagi, pastikan bahwa nuansa keluarga Anda adalah mereka yang akan mengurus dan menolong kita, setelah kematian nanti.
Nabi tidak pernah mengajarkan kata terlambat. Jika ada benih di tangan, tanam benih itu segera. Perbaiki diri tidak ada kata terlambat, selama nafas masih di dada, dan darah terus mengalir, serta jantung terus berdetak. Kecewa dan menangis dalam masalah dunia adalah biasa. Yang kita kejar adalah akhirat, sedangkan dunia adalah wasilah atau sarana. Silakan mencoba.!.*
M. Yusuf Efendi. Penulis tinggal di San Fransisco. http://blogku.net
FB/YM/Skype: myusufe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar